Korupsi dan Uang Haram: Sebab Hilangnya Keberkahan

Di tengah kehidupan yang serba cepat dan kompetitif seperti sekarang, tidak sedikit orang yang terjebak dengan cara-cara instan demi mendapatkan uang. Banyak yang tergiur memperkaya diri dengan menghalalkan segala cara, termasuk melalui korupsi. Padahal dalam Islam, keberkahan jauh lebih penting daripada sekadar jumlah harta. Harta yang banyak namun didapat dari jalan yang haram, justru akan mengundang murka Allah dan menjadi sebab hilangnya keberkahan dalam hidup.

Korupsi adalah salah satu bentuk nyata dari mencari harta dengan cara yang batil. Uang hasil korupsi bukanlah rezeki yang diridhai oleh Allah. Bahkan dalam Al-Qur’an, Allah secara tegas melarang umat Islam mengambil harta dari jalan yang tidak benar. Allah SWT berfirman:

“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain dengan jalan yang batil…” (QS. Al-Baqarah: 188)

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam sangat menekankan prinsip keadilan dan amanah dalam hal kepemilikan harta. Ketika seseorang mengambil hak orang lain secara zalim, baik melalui korupsi, penipuan, suap, atau pungli, maka ia telah menyalahi prinsip-prinsip dasar Islam.

Korupsi bukan hanya soal hukum negara, tapi juga soal moralitas dan spiritualitas. Seorang Muslim sejati mestinya sadar bahwa setiap harta yang kita miliki akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. Rasulullah SAW bersabda:

Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai empat hal: (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan” (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi). 

Nabi Muhammad SAW pun mengingatkan bahwa setiap daging yang tumbuh dari makanan haram, maka neraka lebih pantas baginya. Beliau bersabda:

“Setiap daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, maka neraka lebih pantas baginya.” (HR. At-Tirmidzi)

Hadis ini menjadi peringatan bahwa keberkahan hidup, rezeki, bahkan keluarga akan mendapat ancaman jika sumber nafkah berasal dari harta yang haram.

Tidak Ada Keberkahan dari Harta Haram

Harta yang berasal dari korupsi tidak akan membawa ketenangan, justru akan menimbulkan kegelisahan, ketakutan, dan kerusakan, baik secara individu maupun sosial. Tak jarang kita melihat banyak orang yang bergelimang harta hasil korupsi, namun hidupnya dipenuhi kecemasan, pertikaian rumah tangga, anak-anak mereka hidup dalam tekanan, susah diatur, dan nama baik keluarga tercoreng.

Begitu juga jika makanan yang masuk ke tubuh kita berasal dari uang haram. Bagaimana mungkin ibadah kita bisa khusyuk? Bagaimana mungkin doa kita bisa menembus langit? Padahal salah satu sebab doa tidak dikabulkan adalah karena makanan dan pakaian yang berasal dari barang haram.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Kemudian Nabi menceritakan tentang seorang laki-laki yang melakukan perjalanan panjang, rambutnya kusut dan tubuhnya berdebu, ia menengadahkan tangannya ke langit (seraya berdoa), ‘Ya Rabb, Ya Rabb’, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dengan sesuatu yang haram, maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?” (HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa keberkahan doa bisa hilang jika seseorang memakan, meminum, dan mengenakan sesuatu yang berasal dari harta haram. Bahkan sekalipun ia dalam keadaan yang tampak layak untuk berdoa. Seperti dalam perjalanan panjang dan penuh kesulitan, doanya tetap ditolak jika sumber penghidupannya tidak halal.

Korupsi, dalam konteks ini, bukan hanya merugikan orang lain, tetapi juga merusak hubungan pelakunya dengan Allah. Jika doa tidak lagi diijabah karena harta haram, maka sebenarnya pelaku telah mencabut sendiri keberkahan hidupnya.

Itulah mengapa penting bagi setiap Muslim untuk menjaga sumber rezekinya tetap halal dan bersih. Keberkahan tidak terletak pada banyaknya harta, tapi pada ketenangan dan kebaikan yang menyertainya. Berapa banyak orang yang hartanya sedikit, tapi hidupnya tenang, keluarganya damai, dan ibadahnya ringan. Sebaliknya, betapa banyak orang yang bergelimang harta haram, tapi hidupnya penuh kekacauan, batinnya kosong, dan akhir hidupnya penuh penyesalan.

Keberkahan Adalah Rezeki

Keberkahan adalah sesuatu yang tak kasat mata, tapi dapat dirasakan. Keberkahan hadir dalam bentuk ketenangan hati, kelapangan rezeki, dan keharmonisan dalam hidup. Keberkahan adalah rezeki yang cukup, anak-anak yang saleh, rumah tangga yang tenteram, dan ibadah yang ringan dilakukan.

Maka, mari kita renungkan kembali, apakah uang yang kita miliki benar-benar membawa keberkahan? Apakah kita yakin rezeki yang kita peroleh bersih dari hak orang lain? Jangan sampai kita sibuk mengejar dunia, tapi melupakan kualitas rezeki yang kita bawa pulang.

Menjauhi korupsi dan harta haram adalah langkah awal untuk menghidupkan keberkahan dalam hidup. Mari jujur dalam bekerja, amanah dalam tanggung jawab, dan adil dalam setiap tindakan. Karena sejatinya, Allah tidak hanya melihat seberapa besar harta kita, tapi bagaimana cara kita memperolehnya.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang rezekinya halal, bersih, dan penuh berkah. Aamiin.

Laily Nur Zakiya, S.Ag, M.Pd, Ustadzah di Cariustadz

Tertarik mengundang ustadzah Laily Nur Zakiya, S.Ag, M.Pd? Silakan klik disini